Polusi Udara Adalah Pembunuh yang Tak Terlihat

Polusi udara telah menjadi penyebab lingkungan terbesar dari kematian dini, menyalip sanitasi yang buruk dan kekurangan air minum bersih. Menurut WHO, lebih dari 3,5 juta orang terbunuh setiap tahun oleh udara yang mereka hirup di perkotaan, dan jumlahnya terus meningkat. Polusi udara sekarang membunuh dua kali lebih banyak orang daripada HIV / AIDS.

Dua bentuk polusi udara yang paling umum dan berbahaya adalah partikulat dan ozon. Materi partikulat halus (PM) dapat masuk ke paru-paru dan membantu menyebarkan zat berbahaya ke seluruh tubuh. Nitrogen oksida (NOx) bereaksi dengan sinar matahari menghasilkan ozon dan berkontribusi pada pembentukan partikulat. Polutan udara ini mungkin memiliki berbagai dampak kesehatan termasuk asma, kanker paru-paru, masalah pernapasan, dan penyakit jantung. Orang tua sangat rentan, sehingga penuaan populasi meningkatkan jumlah orang yang berisiko.

Transportasi jalan raya bertanggung jawab atas sekitar setengah dari polusi udara di negara-negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), dan hingga 90% di antaranya berasal dari mesin diesel. Hampir semua negara OECD mengenakan pajak solar kurang dari bensin, kecuali Inggris, AS dan Swiss. Tidak ada pembenaran lingkungan untuk ini. Diesel bertanggung jawab atas lebih banyak polutan udara lokal seperti NOx dan PM daripada bensin, meskipun emisi senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dari kendaraan berbahan bakar bensin juga dapat menyebabkan kabut asap. Diesel juga menyebabkan emisi CO2 per liter bahan bakar lebih tinggi daripada bensin.

Benar, Anda bisa berkendara lebih jauh dengan satu liter solar daripada satu liter bensin, tetapi manfaat dari efisiensi bahan bakar yang lebih besar sepenuhnya ditangkap oleh pengemudi pribadi. Dan sejauh efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi membuat mengemudi lebih murah, ada insentif untuk mengemudi lebih jauh.

Di banyak negara, mayoritas mobil baru yang masuk ke pasar adalah mesin diesel, meskipun standar emisi kendaraan secara bertahap semakin ketat, berkontribusi memperburuk polusi udara lokal. Data yang diberikan oleh produsen mobil cenderung meremehkan emisi dunia nyata, terutama kendaraan diesel. Ada perbedaan penting antara emisi siklus uji polutan udara yang diatur oleh standar emisi kendaraan dan emisi dunia nyata dari zat yang sama dari kendaraan tersebut.

Di Cina, India, dan banyak negara lain, peralihan ke diesel memperparah tren peningkatan emisi karena pertumbuhan kendaraan melebihi penerapan batas emisi yang lebih ketat. Beberapa polusi udara terburuk terjadi di kota-kota yang berkembang pesat seperti Beijing dan New Delhi. China memiliki seperlima dari populasi dunia tetapi menyumbang hampir dua perlima dari jumlah kematian global terkait dengan polusi udara luar ruangan. India memiliki jauh lebih sedikit kematian terkait polusi udara, tetapi kematian akibat polusi udara ambien meningkat dengan cepat – sekitar 12% dari tahun 2005 hingga 2010.

Manfaat dari tindakan yang dirancang dengan baik untuk mengurangi emisi udara seharusnya lebih besar daripada biayanya. Salah satu tindakan yang sangat jelas adalah menghilangkan insentif yang mendukung pembelian solar daripada mobil bensin. Pengetatan lebih lanjut dari standar emisi kendaraan juga harus dipertimbangkan, dikombinasikan dengan langkah-langkah yang membuat emisi siklus-uji lebih mirip dengan emisi dalam penggunaan normal. Tindakan juga harus diidentifikasi untuk membantu mengurangi dampak polusi udara pada kelompok rentan, seperti tua dan muda.