Kontrol suhu yang akurat dan andal sangat penting digunakan di berbagai industri dan berbagai aplikasi. Agar pengoperasian berjalan dengan lancar dan aman, pemantauan dan pengukuran suhu perlu dilakukan dengan mematuhi persyaratan industri dan faktor lingkungan.
Anda akan menemukan pengontrol suhu di laboratorium penelitian, pusat pengembangan produk, pabrik pengolahan, dan banyak aplikasi industri lainnya.
Pengontrol suhu bekerja dengan mengukur suhu lingkungan (disebut variabel proses) dan membandingkannya dengan nilai yang diperlukan (disebut nilai yang ditetapkan). Selisih antara kedua nilai ini disebut error atau deviasi. Dengan menggunakan penyimpangan ini, pengontrol suhu akan menghitung berapa banyak nilai pendinginan atau pemanasan yang diperlukan untuk mencapai nilai yang diinginkan.
Jenis pengontrol suhu yang berbeda, berbeda pula pengaplikasiannya. Baca terus untuk mengetahui cara memilih pengontrol suhu yang tepat untuk bisnis Anda:
1. Pertimbangkan inputnya
Hal pertama yang perlu Anda pertimbangkan saat memilih pengontrol suhu adalah jenis sensor input – misalnya termokopel dan Resistance Temperature Detectors (RTD).
Sebagian besar pengontrol memiliki input termokopel, karena opsi ini berbiaya rendah. Input termokopel dapat menangani suhu antara -180°C hingga 2.320°C. Meskipun murah dan serbaguna, sensor ini rentan terhadap penuaan dan kontaminasi, dan mereka kurang akurat daripada RTD.
RTD paling baik digunakan pada suhu antara -200°C hingga 850°C. Meskipun lebih akurat daripada input termokopel, namun input ini memiliki waktu respons yang lebih lambat.
2. Pertimbangkan outputnya
Sekarang saatnya untuk mempertimbangkan kebutuhan output Anda. Pilihannya termasuk solid-state relay (SSR), output analog, dan relay elektromekanis.
Relay elektromekanis adalah yang paling umum, karena andal dan berbiaya rendah. Relay elektromekanis ditentukan oleh jenis kontak, peringkat arus kontak, tegangan operasi, dan umur operasi mekanis yang diharapkan .
Output SSR memiliki masa pakai yang lebih lama, membuatnya berguna dalam proses frekuensi tinggi yang singkat. Namun, mereka lebih rentan terhadap kerusakan yang berlebihan.
Output analog sering digunakan untuk menggerakkan katup modulasi atau perangkat thyristor. Output ini linier, bertindak cepat, dan tepat.
3. Pertimbangkan faktor lingkungan
Saat memilih pengontrol suhu, Anda harus mempertimbangkan lingkungan tempat akan bekerja. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
Lonjakan catu daya, misalnya, dapat menyebabkan gangguan listrik. Demikian pula, transmisi radio dan jaringan nirkabel dapat menimbulkan interferensi elektromagnetik yang memengaruhi akurasi dan kinerja pengontrol suhu.
Dalam hal ini, yang terbaik adalah memilih pengontrol suhu dengan perlindungan listrik atau mekanisme ekstra.
4. Pertimbangkan kebutuhan pengguna
Beberapa pengontrol suhu lebih ramah pengguna daripada yang lain. Jika seorang pekerja perlu membuat perubahan yang teratur dan kompleks saat mengoperasikan sistem pengontrol suhu, carilah tampilan antarmuka pengguna yang lebih mudah.
Tampilan dasar, yang hanya menampilkan angka sederhana mungkin sudah cukup digunakan ketika sedikit interaksi pengguna diperlukan.
Jika sering berinteraksi, pilih pengontrol suhu dengan antarmuka yang lebih lengkap dan disempurnakan, yang menampilkan teks dan grafik. Informasi tambahan ini membantu menciptakan pengalaman pengguna yang lebih intuitif.
Saat memilih pengontrol suhu untuk bisnis Anda, pastikan untuk mempertimbangkan input, output, faktor lingkungan, dan kebutuhan pekerja. Dengan mengingat langkah-langkah ini, akan membuat pilihan yang tepat untuk pengontrol suhu dan pendeteksi suhu di lingkungan industri Anda.