Gasifier batubara dapat dibagi menjadi empat mode berdasarkan pola pergerakan batubara dalam gasifier:
Berdasarkan mode pelepasan residu, itu dapat diklasifikasikan menjadi pola padat dan cair. Dalam industri, gasifier batu bara yang khas termasuk tungku gas UGI, tungku gas Lurgi, tungku gas Winkler, tungku gas Texaco dan tungku gas Dow Chemical. Tergantung pada berbagai kebutuhan teknologi, gasifier batubara menyediakan gas udara, gas campuran, gas air dan gas semi air.
Dalam perangkat gasifier batubara, fraksi volume CO, CO2, CH4 dan H2 merupakan parameter penting dari kontrol proses, dan kemampuan untuk mengukur variabel ini secara akurat dianggap sebagai salah satu indikator terpenting dari efisiensi energi dari seluruh unit. Pertama, analisis komposisi gas dapat digunakan untuk menentukan keadaan reaksi dalam tungku, misalnya kandungan O2 merupakan parameter kontrol kritis dalam produksi gas semi air. Selain itu, konsentrasi CO dan H2 harus dipastikan berada di bawah batas eksplosif sebelum penyulutan, untuk mencegah terjadinya ledakan. Seperti kita ketahui, perlu dilakukan pertukaran N2 sampai operasi pengumpanan, tetapi secara diam-diam, kandungan O2 dalam tungku harus ditentukan karena bubur batubara pengumpanan masuk terlebih dahulu.
Bahan utama dari biomass gasifier adalah limbah pertanian dan kayu, yang memiliki sifat sumber yang luas dan harga yang murah. Gas bahan bakar yang dihasilkan oleh gasifier biomassa terutama digunakan untuk pembangkit listrik (IGCC) atau dikirim ke penduduk kota untuk memasak dan memanaskan melalui jaringan pipa.
Mirip dengan gasifikasi batubara, pengukuran komposisi gas (CO, CO2, H2 dan CH4) yang akurat dari gasifier biomassa dapat membantu meningkatkan kualitas gasifikasi dan efisiensi produksi gas. Selain itu, nilai kalor total dari bahan bakar gas campuran juga merupakan parameter penting dalam perhitungan energi untuk penentuan harga.