4 Cara Membuat Rumah Ibadah Ramah Lingkungan

masjid taj mahal

 

Di seluruh dunia, diperkirakan ada 37 juta gereja, 4 juta masjid, dan ratusan juta kuil.

Para ahli mengatakan banyak dari tempat ibadah bisa menjadi model keberlanjutan dengan mempraktikkan rumah ibadah yang ramah lingkungan, merangkul bangunan hijau, dan menawarkan khotbah ramah lingkungan.

Untuk membantu dalam proses itu, Faith for Earth Initiative Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) baru saja menerbitkan pedoman bagi jemaat yang ingin Go Green. Standar tersebut dirancang untuk mendukung karya para pemimpin agama yang telah mendakwahkan nilai lingkungan hidup kepada pengikutnya.

Dengan pemikiran tersebut, berikut empat hal yang dapat dilakukan jemaat untuk membantu lingkungan.

 

1. Memasukkan teknologi hijau ke dalam tempat ibadah mereka

 

Sektor bangunan bertanggung jawab atas 40 persen konsumsi energi dan hampir 30 persen dari semua gas rumah kaca terkait energi secara global. Tempat ibadah bisa menjadi pengusung standar bangunan hijau dengan menanam pohon di pekarangannya. Mereka juga dapat memanfaatkan energi terbarukan, seperti tenaga surya, memasang faucet hemat air, dan menggunakan air abu-abu daur ulang untuk tanaman.

Kuil Zhengjue di Provinsi Shandong, China menggunakan panel surya untuk menghasilkan seluruh kebutuhan dan menyimpan kelebihan energi.

 

2. Masukkan pentingnya hidup berkelanjutan dalam khotbah-khotbah biasa

 

Tempat ibadah dapat menyampaikan pentingnya hidup berkelanjutan dalam khotbah rutin melalui doa, meditasi atau himne, menarik inspirasi dari teks-teks agama.

EcoMENA memberikan beberapa tips Ramadhan Hijau kepada umat Islam, seperti mengurangi sampah makanan, menghemat air saat berwudhu, menolak peralatan makan sekali pakai dan bersepeda ke masjid. Sementara Kuil Longshan di Taipei mengurangi penggunaan dupa dan menemukan alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Para pemimpin agama juga dapat mengatur jemaat pada hari-hari lingkungan khusus seperti Hari Bumi, Hari Lingkungan Sedunia, dan Hari Bebas Mobil Sedunia.

 

3. Memasukkan pendidikan lingkungan dalam kurikulum sekolah yang berafiliasi dengan agama

 

Karena Faiths terlibat di lebih dari separuh sekolah di dunia sebagai pendiri, koordinator, penyandang dana, dan manajer, mereka ditempatkan dengan sempurna untuk memperjuangkan kelestarian lingkungan dalam pendidikan dengan mempromosikan nilai-nilai agama yang meningkatkan pelestarian lingkungan.

Ini dapat dilakukan melalui mendongeng, debat, permainan, drama atau kurikulum inti. Beberapa sekolah, yang dikenal sebagai sekolah lingkungan, mengadopsi pendekatan di mana lingkungan secara totalitas ditempatkan sebagai pusat pengajaran dan pembelajaran, memastikan kepedulian lingkungan menjadi bagian dari kurikulum dan jalannya sekolah sehari-hari.

 

4. Pastikan rumah ibadah Anda membeli barang-barang dari sumber yang berkelanjutan

 

Rumah ibadah dapat menunjukkan kehidupan berkelanjutan dengan memimpin melalui contoh dan membeli barang-barang yang bersumber secara lokal atau berkelanjutan, diperdagangkan secara adil dan ramah lingkungan, seperti kertas daur ulang, produk pembersih, makanan yang ditanam secara organik. Para pemimpin agama juga dapat mengurangi jumlah persembahan di kuil atau memastikannya ramah lingkungan dan tidak terbuat dari plastik sekali pakai atau bahan berbahaya lainnya.

Kuil Hindu Mylapore Kapaleeshwarar di India telah berubah menjadi zona tanpa plastik, dengan kantong plastik dilarang tidak hanya di dalam kompleks kuil, tetapi juga di toko-toko di sekitarnya. Barang-barang persembahan yang tadinya terdapat dalam kantong plastik kini dikemas dalam keranjang bambu yang dapat digunakan kembali.

× Hubungi Kami!