Apa Beda antara Penghijauan dan Reboisasi?
Tips Cara Berbelanja Pakaian Secara Efisien
Metode Inovatif Untuk Pengelolaan Limbah Tekstil
Oktober 12, 2023
polusi udara di kota besar
Perubahan Iklim Menyebabkan Munculnya dan Penyebaran Penyakit
Oktober 20, 2023

Apa Beda antara Penghijauan dan Reboisasi?

lingkungan hutan pohon rindang di dalam kaca pecah

Istilah penghijauan dan reboisasi sama-sama mengacu pada tindakan penanaman pohon untuk menciptakan kawasan hutan.

Perbedaan utamanya adalah penghijauan menggambarkan proses penanaman pohon di suatu kawasan yang sebelumnya tidak ditumbuhi pepohonan, sehingga menciptakan hutan baru. Di sisi lain, reboisasi mengacu pada penanaman pohon di hutan yang jumlah pohonnya berkurang atau di kawasan yang banyak pohonnya ditebang di masa lalu.

Ketika mengkaji penghijauan dengan reboisasi, kedua praktik tersebut sering kali memberikan manfaat bagi ekosistem lokal dan dalam hal mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, namun keduanya juga dapat menimbulkan kerugian.

Manfaat Penghijauan dan Reboisasi

Dua pilihan alami yang paling efektif untuk meningkatkan keanekaragaman hayati adalah reboisasi dan penghijauan. Kedua metode ini sangat penting untuk diikuti oleh para ahli kehutanan komersial dan pemilik lahan agar dapat menanam kayu untuk produk kayu dan secara konsisten memenuhi permintaan dengan cara yang berkelanjutan.

Reboisasi sangat penting untuk menghentikan atau mencegah deforestasi. Reboisasi dapat membantu kelangsungan hidup habitat satwa liar dan meningkatkan kapasitas hutan dalam menyerap karbon dioksida (CO2). Penghijauan dapat membantu mencegah penggurunan, proses di mana lahan produktif menjadi gurun karena kekeringan atau pertanian yang intensif.

Ekosistem yang Beragam Harus Dilindungi

 

lingkungan hutan pohon rindang di dalam kaca pecah

 

Saat menanam pohon di area baru, kita harus berhati-hati agar ekosistem penting lainnya tidak hancur, misalnya area padang rumput mungkin sudah memiliki ekosistem yang terkait dengan bioma spesifik tersebut, sehingga penanaman pohon kemungkinan besar akan berubah. Untuk memitigasi hal ini, penanaman pohon secara perlahan akan memungkinkan perubahan yang stabil pada satwa liar yang menempati area tersebut. Selain itu, keberhasilan penghijauan memerlukan penanaman campuran spesies pohon yang berbeda, meskipun merupakan spesies asli dari iklim tempat pohon tersebut ditanam. Hal ini menghindari terciptanya monokultur spesies yang hanya akan menarik sedikit satwa liar jika dibandingkan dengan hutan alami.

Di sisi lain, reboisasi dapat digunakan sebagai cara praktis untuk memulihkan hutan yang ada, terutama untuk meningkatkan jumlah pohon dan keanekaragaman spesies dalam suatu hutan, namun juga untuk meningkatkan keanekaragaman hayati. Hal ini dapat digunakan bersamaan dengan kehutanan berkelanjutan, di mana hanya sejumlah kecil pohon di dalam hutan yang ditebang, sehingga sebagian besar hutan tidak tersentuh. Namun demikian, jika terlalu banyak pohon yang ditebang, reboisasi mungkin akan membutuhkan waktu yang lama.

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati dengan Melindungi Habitat dan Menghentikan Deforestasi

Jika baru-baru ini menebang hutan, lalu meskipun hutan tersebut segera ditanami pohon kembali, maka akan sulit untuk menciptakan kembali ekosistem seperti sebelumnya. Hutan mempunyai ekosistem yang kompleks, yang sebagian besar bergantung pada campuran spesies pohon tertentu dan seringkali mencakup pohon-pohon yang berumur ratusan tahun. Oleh karena itu, secara realistis diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menciptakan kembali hutan tua dan mengembalikan kekayaan keanekaragaman hayati yang sebelumnya tersimpan dalam bioma tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mempertimbangkan penghijauan dan reboisasi, penting untuk menghindari deforestasi skala besar.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Hubungi Kami!